Thursday, December 07, 2006

Salam Perpisahan (Semoga Hanya untuk Sesaat)

Gelap pagi ini, tidak begitu cerah bahkan hampir tak ada cahaya yang sedikit sinariku sebagai sambutan atas senyum pagi ini. Kemudian aku menarik hati cinta yang tak terbalas. Aku masih memikirkan tentang arti yang begitu sulit untuk diterjemah. Sedikitpun tak dapat kumengerti, atau mungkin aku yang terlalu bodoh hanya untuk mengartikan hal-hal semacam itu. Lagi-lagi aku terperangkap oleh jebakan yang kubuat sendiri, aku menangis karena skenario yang kugarap sendiri. Karena itu akhirnya tak berkepanjangan dengan sedih yang kulalui.

Sudah, semua kuanggap sudah berlalu, tak ada yang istimewa dari kisah terbaruku. Kini aku ingin sendiri. Aku ingin tak ada yang menggangguku, aku ingin tak ada seorangpun yang usik hari-hariku. Bahkan urat nadipun kini menjauh. Bahkan nafas tak berani lagi mendekatiku. Aku ingin mati sejenak, tak ada lagi yang kubutuhkan selain senyum manis gadis utusan surga yang dijelmakan dalam paras yang biasa. Kendati uraian itu sudah sering kuungkap namun lari sakit itu terus mengejarku.
"Tuhan, kalau hujan bisa turun basahi bumi pagi ini, aku yang akan menyambutnya pertama kali, hatiku kini begitu kering tak ada yang mampu basahinya kecuali engkau Tuhan!"
"Aku kini sendiri, aku hanya ingin ditemani air langit yang – mungkin – bisa sejukkan gairah hatiku, semerbak bunga surgawi mungkin akan mengubah aroma hatiku."
"Kumohon Tuhan, turunkan hujan itu sebagai pengiring langkah-langkahku kepada-Mu, lambat atau cepat, kapanpun aku siap. Tak ada yang kutakut bahkan neraka sekalipun. Aku sudah sadar tak ada yang bisa menyelamatkanku dari api panas itu, tak ada yang bisa antarku menuju surgamu."
"Namun setidaknya sisakan buatku sedikit aroma surga yang pernah engkau janjikan Tuhan."
Aku tak tahu mengapa tiba-tiba aku menuliskan ungkapan yang mengalir begitu saja dan datangnya tiba-tiba. Semoga itu bukan pertanda bahwa nyawaku akan hilang, aroma alam lain sudah semakin dekat. Dan ...........
Aku terbangun dari mimpi burukku, tentang cinta, hidup dan pengorbanan. Selama ini aku selalu memikirkan hal yang tak pernah menguntungkan bagiku, selama ini aku hanya memikirkan seseorang yang tak pernah memikirkanku. Lalu untuk apa aku menghabiskan waktuku hanya untuk tanah yang bisu?
Sudah datang masanya aku membalikkan wajah dan berpaling pada hal yang lebih berarti dalam hidup ini, dengannya yang akan menemaniku selamanya dengan canda tawa ria gembira tanpa tangis yang membasahi pipi. Hanya bahagia yang tak pernah tertuliskan, sehingga tak ada lagi tulisan seperti ini.
Dan tentang lariku, aku ingin sejenak menjauh dari apapun yang selalu gangguku. Izinkan aku untuk sendiri sampai datang masanya aku akan datang lagi....!!!

Selengkapnya...

Dua Hati (Kado Poligami Aa Gym)


Dua hati
Tak selamanya menderita
Saat purnama yang kelam dipaksa hadir
Saat itu pula deru tangis menyapa
Seiring langkah yang tak pernah pasti
Mata menerawang dan meneliti

Dua hati
Bukan tak mungkin dua hati itu harus menyatu
Dan saling berbagi
Dalam segala kondisi
Bukan malah saling memecah

Dua hati
Terkadang yang sulit
Adalah menjadikan dua hati itu satu
Bukan tidak mungkin
Namun butuh waktu yang lama

Lalu
Kalau
Menyatukan
Dua hati saja sulit
Bagiamana dengan
Tiga hati?

Selengkapnya...