Friday, November 07, 2008

Selamat Tinggal Semua; Kairo Aku Akan Merindukanmu


Terima kasih sahabat
Bagi engkau yang pernah temani aku dalam susah dan bahagiaku
Terima kasih cinta
Bagi engkau yang yang tak pernah lelah mendengar keluhanku
Terima kasih rasa
Bagi engkau yang datang saat aku dalam keadaan rapuh

Kini aku harus pergi
Dan entah kapan kita kan berjumpa lagi
Yang pasti namamu terpatri dalam sanubari
Aku janji


Langit kairo mendung meneteskan air mata
Seakan ikut mengantarkan perpisahan kita
Tetesnya pelan tapi berkepanjangan
Ah, aku jadi tak bisa melupakannya

Bidadari surga, temani sahabat-sahabatku yang tak pernah mengecewakanku
Buat mereka bahagia seperti saat membahagiakanku
Ajak mereka menelusuri jalan keridloan-Nya
Tuntun mereka agar aku bisa bertemu dengan mereka kelak saat sejuk surga begitu nyata

Ya Allah, sedang diriku
Jadikan diri ini pelayan bagi umat-Mu
Biarkan hamba ada untuk meneruskan perjuangan Rasul-Mu
Sudah saatnya perubahan harus hamba perbuat
Bagi agama, bangsa dan terkhusus bagi keluarga
Berikan hamba kekuatan untuk bergerak ya Allah
Agar kelak di hari pertanggungjawaban, hamba bisa mempertanggungjawabkan ilmu hamba

Selengkapnya...

Sunday, November 02, 2008

CERITA ORANG TAK TAHU MALU


Berawal di sebuah malam, saya sedang menemani ‘sahabat’ saya di rumahnya, ia sudah menyelesaikan studinya dan ingin kembali ke tanah air secepatnya. Dari kabar yang beredar, bahwa ada salah satu masjid di kawasan H-10 (maaf tidak saya sebutkan nama masjidnya, sesuai amanah narasumber) memberikan bantuan tiket pulang. Masjid tersebut memang tidak memberi tiket penuh, melainkan menambahi sisa kekurangan uang kita. Akhirnya saya dan ‘sahabat’ saya tersebut menjajaki berita yang sebenarkan dan akhirnya kami menemukan masjid tersebut.

Kami mengetahui info tentang bantuan tersebut dari Endang dan Baidlawi suaminya (mereka berdua adalah kawan dekat saya), kamipun berangkat ke masjid tersebut dengan mereka berdua. Singkat cerita, pihak masjid akhirnya memberikan bantuan kepada kami dengan meminta uang kami untuk kemudian dilengkapi oleh mereka dan dibelikan tiket. Endang merekomendasikan kepada pihak masjid untuk membeli tiket di Rafi’i Travel (selanjutnya kami singkat RT bukan untuk menyingkat nama melainkan saya malas menuliskan nama tersebut secara lengkap), karena Endang yang sebelumnya juga mendapatkan bantuan membeli tiket membeli di RT. “Cepat dan baik,” alasan Endang mengapa memilih RT. Akhirnya malam itu juga terjadi kesepakatan di antara Pihak masjid, ‘sahabat’ saya dan RT. ‘Sahabat’ saya dijanjikan untuk mengambil tiket beberapa hari kemudian, ketika pihak RT menghubungi ‘sahabat’ saya.

Saya secara pribadi tak terlalu ikut campur dalam urusan ini, saya hanya sesekali menanyakan perkembangannya kepada ‘sahabat’ saya karena sedari awal saya tak enak hati dan kurang setuju dengan model bantuan ini. Tapi sebisa mungkin saya berusaha berfikiran positif. Sampai sore itu saya sedang bersama ‘sahabat’ saya dan dia bilang kepada saya kalau malam itu dia disuruh ke masjid untuk mengambil tiket. “Alhamdulillah,” batinku karena aku takut uang itu digelapkan, ternyata prasangkaku tidak benar.

Saya menemani ‘sahabat’ saya malam itu untuk mengambil tiket tapi saya tidak ke masjid tersebut melainkan menunggu di rumah teman saya yang ada di samping masjid. Semula saya pikir tidak begitu lama, karena hanya mengambil tiket. Tapi hampir satu jam lebih saya menunggu tak kunjung datang. Saya telpon hand phonenya ditolak, saya makin tak nyaman. Tapi saya tetap sabar menunggu. Sampai akhirnya tepat satu jam setengah ‘sahabat’ saya menghubungi saya dan menyuruh untuk keluar dan menemuinya di depan masjid.

“Kok lama?” Tanya saya.

“Tadi ada masalah a’,” jawabnya lirih. Akhirnya saya memilih untuk mencari restoran dan membicarannya di sana, karena dari wajahnya terlihat sangat serius.

“Mana tiketnya?”saya memulai pembicaraan.

“Belum dikasih, ada masalah. Tadi pihak masjid marah-marah sama RT,” jawabnya

“Kenapa?” Tanyaku bingung

‘Sahabat’ saya bercerita kalau RT mengatakan kepada pihak masjid bahwa harga tiket ettihad itu 3500 Pound di malam sebelumnya. Dan malam itu pihak masjid yang merasa kalau harga tiket itu terlalu mahal akhirnya menghubungi relasinya di pihak traveling dan menanyakan harga tiket yang sebenarnya dan ternyata harganya 2500 Pound. Berarti pihak RT mengambil keuntungan 1000 Pound. Dari sinilah pihak masjid marah besar kepada RT, bagaimana tidak RT mengambil keuntungan yang sebegitu besarnya, sedangkan uang itu adalah uang masjid yang tidak seharusnya di’curi’. “Kamu itu Indonesia, dan gadis yang sedang saya tolong ini adalah orang Indonesia juga. Saya saja yang orang Mesir mau membantu, kamu yang satu Negara kok tidak mau membantu malah memeras!” begitu kira-kira amuk pimpinan masjid kepada RT. Akhirnya pihak masjid meminta kembali 1000 sisanya.

Di satu sisi saya dan ‘sahabat’ saya kasihan kepada RT karena akhirnya tidak mendapat untung dari penjualan tiket, tapi di sisi lain saya pribadi begitu jengkel dan kesal karena mengapa dia harus mengambil untung sebanyak itu. Malam itu pihak masjid menghubungi Endang yang memberikan nama RT untuk memesan tiket, iapun kena impasnya walaupun tidak ada hubungan apa-apa. Tapi bukannya dimarahi pihak masjid Endang malah menceritakan kepada pihak masjid kalau ternyata ia dan suaminya pun kena ‘tipu’ karena mereka berduapun memesan tiket – bantuan – kepada RT dengan harga 3500 pula. Berarti RT mengambil laba masing-masing 1000 Pound. Sudah 3000 Pound. “Gila!!!” pikirku.

Beginikah cara berbisnis mahasiswa Al-Azhar? Bagaimana kelak ketika kembali ke Indonesia, ia akan menerapkan model bisnis yang – saya pikir – tidak akan jauh beda. Tidak hanya sampai di situ, kekonyolan dan hal yang memalukan lainnya masih berlanjut. Malam berikutnya semua pihak yang terkait dipanggil ke masjid tersebut. ‘Sahabat’ saya, Endang dan suami, RT dan pihak masjid (ada beberapa orang, tidak hanya pimpinannya). Malam itu RT menyerahkan tiket kepada ‘sahabat’ saya dan menyerahkan 1000 Pound (uang seharusnya menjadi laba RT dari penjualan tiket ‘sahabat’ saya) kepada Endang yang sebenarnya telah dirugikan 2000 Pound. Pihak masjid mengetahui sendiri bagaimana Endang mencari biaya tiket tersebut makanya uang tersebut diberikan kepada Endang sebagai bantuan dan bentuk rasa empati. Saat uang itu diterima Endang, RT membisikinya dan berkata, “Pegang aja dulu nanti saya ambil lagi uang itu,” begitu ungkap RT. Nampaknya RT masih mengharapkan uang itu bisa diambil kembali. Masyaallah, di mana rasa malu orang yang satu ini, sudah tahu dirinya salah masih minta uang itu lagi. Kalau saya berbuat salah yang sama mungkin saya tidak akan menampakkan diri saya di depan dia lagi, saya akan merasa sangat malu karena saya MANUSIA yang punya rasa malu dan tidak rakus.

Agama memang tidak pernah melarang hambanya untuk mengambil untung dalam berbisnis bahkan dianjurkan. Tapi dalam batas yang wajar, apalagi kita hidup di negeri orang. Kita harus bersikap yang wajar dengan sesama perantau – yang notebene kita sama-sama mahasiswa - .

“Orang itu bisnisnya memang kotor mas, saya sudah tahu dari dulu cuma kalau saya ngomong dikira menjatuhkan,” salah satu teman saya yang juga kebetulan broker bilang begitu.

“Semua broker kalau dipesani tiket pasti tidak bisa langsung menjanjikan ada pesawat hari itu, kita harus mengkonfirmasikan dulu kepada pihak pesawat. Tapi kalau broker yang satu ini (RT-red) pasti langsung menjanjikan ada, emang yang punya pesawat dia apa? Padahal belum tentu dapat,” lanjut teman saya ini.

“Terus nanti baru diundur-undur kalau ternyata pesawat dan hari yang dipesan tidak ada, licik kan mas? Kalau broker yang lain tidak ada yang seperti ini.” Pungkasnya membuat saya makin yakin kalau orang ini tidak beres.

***

(Apa yang saya beritakan ini hanya sekedar informasi kepada semua teman-teman yang ingin memesan tiket harap ditanyakan dulu harganya agar tidak tertipu, dan tidak mudah percaya. Apalagi langsung janji kalau penerbangan hari ini jam ini ada, kayak dia yang punya pesawat aja)

(Berita ini sengaja saya tulis agak telat dari hari kejadian, karena menunggu korban (‘Sahabat’ saya) pulang, biar dia tidak diteror lagi oleh RT)

Yang paling akhir, saja jadi teringat kalau tidak salah dia itukan salah satu Jendral PKS Mesir (atau paling tidak donaturnya lah, atau kalau masih salah ya paling tidak simpatisan lah), partai yang selalu berdakwah mengajak kepada kebenaran? He… ternyata busuk juga!!!.

Maafkan saya harus membongkarnya, agar anda tau diri dan tahu malu. Ini demi kebaikan bersama, agar kami tetap menjadi sahabat anda, karena kami ingin bersahabat dengan MANUSIA.

Saya aslinya tidak ingin menuliskan cerita ini, tapi saya jadi terpancing karena pihak Rafi’i Travel menanggapi offline salah seorang yang menyebarkan berita ini dengan bantahan kalau itu berita salah. Saya tertawa dan ingin memberitahu semua kalau offline itu BENAR. Ya, Rafi’i Travel (Khususnya Rafi’i) melakukan penipuan.

Silahkan tinggalkan komentar anda, apapun itu dari pihak manapun.

Selengkapnya...

Sunday, October 26, 2008

Hari Ini Aku Menang


Yakinkah engkau bahwa setiap yang kau dapatkan adalah nikmat?
Sedangkan banyak dari kalian yang tak paham tentang cobaan
Lalu, dengan berkas dari langit malaikatpun turun membawakan banyak hala buat kita
Sudah ribuan tahun yang lalu aku hidup
Tak ada yang beda, bahkan umurku tak kunjung berujung
Atau aku harus hidup beberapa tahun kedepan lagi?
Setidaknya hari ini aku menang dalam peperangan
Atau masih permulaan dalam perjalanan hidupku?
Itu pasti tak usah dibincangkan
Dan kelak aku yain aku masih bisa menang di peperangan yang lainnya
di sisa hidupku yang masih seribu tahun dari sekarang

Selengkapnya...