Wednesday, August 27, 2008

Sebuah Firasat

Pagi cerah, mentari sedikit mengintip sebelum ia bertugas. Namun hati merundung, entah mengapa akupun tak mengerti. yang jelas, langit pagi ini tak sama dengan apa yang kurasa. Aku berangan, kalau saja hatiku bisa seperti mentari pagi ini mungkin aku akan nampak begitu bahagia bagi siapa saja yang ada di sekitarku. Ah, lelah aku duduk di teras flatku, memandang mentari tak kunjung sempurna menampakkan dirinya sembari menghayal hal paling indah apapun itu temanya.

Lalu, begitu saja lewat angin kencang seakan mengingatkanku untuk tidak terlarut dalam lamunan. Aku terhentak dan beranjak dari kursi untuk segera membuka lemari es yang ada di dekat ruang tamu dan meneguk segelas air yang sejak semalam sudah mendingin.

Ah, segar sekali rasanya. Tapi masih ada yang mengganjal dalam hati, Apa ya? Aku tak tahu! Aku kembali ke teras flatku dan kulihat langit sudah begitu terang. Padahal dari tadi aku menunggu matahari muncul tapi tak kelihatan. Kini saat aku lengah sebentar saja ia sudah benar-benar di atas meninggalkanku. Memang, selamanya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan kalau kita tidak benar-benar sabar dan tekun untuk menantinya.

Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan angka 8.15. Ah, aku bingung apa yang akan kukerjakan. Tak ada yang istimewa selain menantikan pengumuman nilai akhirku keluar. Sudah lebih dari satu bulan sejak terakhir ujian, sampai saat ini nilai masih belum dipajang di papan pengumuman kuliah.

Hatiku benar-benar mendung, apa yang akan terjadi sebenarnya? Jarang sekali aku merasakan getaran seperti ini. Tuhan, tunjukkan segera kepadaku, mengapa aku merasa begitu mendung, petir seakan menyambar ubun-ubunku? Tak lama Tuhan membalas doaku dengan sebuah dering hp-ku. Kubuka dan kulihat ada sms masuk "Don, td ak dr kliah, nlai da trun. Km tasfiyah 1" "Firasat yang luar biasa" batinku.

Selengkapnya...

Tuesday, August 26, 2008

Siapa Sangka...

Siapa sangka aku di sini
di tempat yang hanya ada satu warna, coklat namannya

siapa sangka aku di sini
jauh dari hujan, mendung, kesejukan malam, serta embun pagi

siapa sangka aku di sini
di pelataran hotel kecil, penuh dengan kotoran hewan
membuat aku tak nyaman
membuat penyakit fluku kambuh lagi

siapa sangka aku di sini
duduk, sambil mengingat masa lalu
termangu saat sendiri, sembari memutar kembali
video kenanganku saat aku memainkan film 'hitam'

siapa sangka aku di sini
di sebuah ruang,
bukan gelap namun cukup redup cahayanya
membuat aku bingung harus jalan ke arah mana

siapa sangka aku di sini
di sebuh ruang
dekat sekali dengan persimpangan jalan

Selengkapnya...

Friday, August 22, 2008

Batu Temanku

Bunga
datanglah pagi ini
menjadi pelengkap dalam bercinta
menjadi ramuan agar rasa kasih ini terasa lebih manis
terapung ramai suara itu di tepian pantai
yang punya arus dekat sekali dengan "Paradise"
lama sekali aku duduk
diam
bingung
dan tiba-tiba
sorak-sorai anak-anak pantai membuyarkan lamunanku

ah
kini aku tahu bagaimana rasanya
sepi
sendiri
tak ada yang menemani

Lalu aku mengambil batu dan kukantonginya
sembari berharap
ia akan menemaniku
mungkin batu itu akan lebih tulus dibanding siapa saja
yang hanya datang saat butuh
dan hilang saat merasa kalau aku tak pantas ada
di dekat mereka

Selengkapnya...

Thursday, August 21, 2008

Ah..... Aku Datang Lagi

Entah dari mana aku harus memulai semua ini lagi. hampir lebih kurang 9 bulan yang lalu terakhir kali aku duduk di depan komputer untuk berbagi pengalaman di blog ini. Aku tak mau disibukkan dengan menyebutkan satu persatu alasan, mengapa blog ini harus menjadi tontonan membosankan atau bahkan memalukan mungkin selama ini. Dalam waktu sekian lama tak pernah ada goretan baru. Tapi untuk yang paling pertama, aku hanya memohon kesediaan siapa saja di mana saja dan atas motif apa saja untuk mengizinkanku kembali menjadi bagian dari mereka - atau kalian - yang terus rajin berbagi pengalaman melalui lembaran agendanya masing-masing. Hanya sekedar pengantar, ke depan "KEHIDUPAN" akan menjadi tema dalam blog ini. Berbagi akan menjadikan kita lebih kaya dalam segala hal. Dan karena hanya dengan berbagi kita bisa mengerti bahwa aku, kamu dan dia tiada beda.

Selengkapnya...