Sunday, November 02, 2008

CERITA ORANG TAK TAHU MALU


Berawal di sebuah malam, saya sedang menemani ‘sahabat’ saya di rumahnya, ia sudah menyelesaikan studinya dan ingin kembali ke tanah air secepatnya. Dari kabar yang beredar, bahwa ada salah satu masjid di kawasan H-10 (maaf tidak saya sebutkan nama masjidnya, sesuai amanah narasumber) memberikan bantuan tiket pulang. Masjid tersebut memang tidak memberi tiket penuh, melainkan menambahi sisa kekurangan uang kita. Akhirnya saya dan ‘sahabat’ saya tersebut menjajaki berita yang sebenarkan dan akhirnya kami menemukan masjid tersebut.

Kami mengetahui info tentang bantuan tersebut dari Endang dan Baidlawi suaminya (mereka berdua adalah kawan dekat saya), kamipun berangkat ke masjid tersebut dengan mereka berdua. Singkat cerita, pihak masjid akhirnya memberikan bantuan kepada kami dengan meminta uang kami untuk kemudian dilengkapi oleh mereka dan dibelikan tiket. Endang merekomendasikan kepada pihak masjid untuk membeli tiket di Rafi’i Travel (selanjutnya kami singkat RT bukan untuk menyingkat nama melainkan saya malas menuliskan nama tersebut secara lengkap), karena Endang yang sebelumnya juga mendapatkan bantuan membeli tiket membeli di RT. “Cepat dan baik,” alasan Endang mengapa memilih RT. Akhirnya malam itu juga terjadi kesepakatan di antara Pihak masjid, ‘sahabat’ saya dan RT. ‘Sahabat’ saya dijanjikan untuk mengambil tiket beberapa hari kemudian, ketika pihak RT menghubungi ‘sahabat’ saya.

Saya secara pribadi tak terlalu ikut campur dalam urusan ini, saya hanya sesekali menanyakan perkembangannya kepada ‘sahabat’ saya karena sedari awal saya tak enak hati dan kurang setuju dengan model bantuan ini. Tapi sebisa mungkin saya berusaha berfikiran positif. Sampai sore itu saya sedang bersama ‘sahabat’ saya dan dia bilang kepada saya kalau malam itu dia disuruh ke masjid untuk mengambil tiket. “Alhamdulillah,” batinku karena aku takut uang itu digelapkan, ternyata prasangkaku tidak benar.

Saya menemani ‘sahabat’ saya malam itu untuk mengambil tiket tapi saya tidak ke masjid tersebut melainkan menunggu di rumah teman saya yang ada di samping masjid. Semula saya pikir tidak begitu lama, karena hanya mengambil tiket. Tapi hampir satu jam lebih saya menunggu tak kunjung datang. Saya telpon hand phonenya ditolak, saya makin tak nyaman. Tapi saya tetap sabar menunggu. Sampai akhirnya tepat satu jam setengah ‘sahabat’ saya menghubungi saya dan menyuruh untuk keluar dan menemuinya di depan masjid.

“Kok lama?” Tanya saya.

“Tadi ada masalah a’,” jawabnya lirih. Akhirnya saya memilih untuk mencari restoran dan membicarannya di sana, karena dari wajahnya terlihat sangat serius.

“Mana tiketnya?”saya memulai pembicaraan.

“Belum dikasih, ada masalah. Tadi pihak masjid marah-marah sama RT,” jawabnya

“Kenapa?” Tanyaku bingung

‘Sahabat’ saya bercerita kalau RT mengatakan kepada pihak masjid bahwa harga tiket ettihad itu 3500 Pound di malam sebelumnya. Dan malam itu pihak masjid yang merasa kalau harga tiket itu terlalu mahal akhirnya menghubungi relasinya di pihak traveling dan menanyakan harga tiket yang sebenarnya dan ternyata harganya 2500 Pound. Berarti pihak RT mengambil keuntungan 1000 Pound. Dari sinilah pihak masjid marah besar kepada RT, bagaimana tidak RT mengambil keuntungan yang sebegitu besarnya, sedangkan uang itu adalah uang masjid yang tidak seharusnya di’curi’. “Kamu itu Indonesia, dan gadis yang sedang saya tolong ini adalah orang Indonesia juga. Saya saja yang orang Mesir mau membantu, kamu yang satu Negara kok tidak mau membantu malah memeras!” begitu kira-kira amuk pimpinan masjid kepada RT. Akhirnya pihak masjid meminta kembali 1000 sisanya.

Di satu sisi saya dan ‘sahabat’ saya kasihan kepada RT karena akhirnya tidak mendapat untung dari penjualan tiket, tapi di sisi lain saya pribadi begitu jengkel dan kesal karena mengapa dia harus mengambil untung sebanyak itu. Malam itu pihak masjid menghubungi Endang yang memberikan nama RT untuk memesan tiket, iapun kena impasnya walaupun tidak ada hubungan apa-apa. Tapi bukannya dimarahi pihak masjid Endang malah menceritakan kepada pihak masjid kalau ternyata ia dan suaminya pun kena ‘tipu’ karena mereka berduapun memesan tiket – bantuan – kepada RT dengan harga 3500 pula. Berarti RT mengambil laba masing-masing 1000 Pound. Sudah 3000 Pound. “Gila!!!” pikirku.

Beginikah cara berbisnis mahasiswa Al-Azhar? Bagaimana kelak ketika kembali ke Indonesia, ia akan menerapkan model bisnis yang – saya pikir – tidak akan jauh beda. Tidak hanya sampai di situ, kekonyolan dan hal yang memalukan lainnya masih berlanjut. Malam berikutnya semua pihak yang terkait dipanggil ke masjid tersebut. ‘Sahabat’ saya, Endang dan suami, RT dan pihak masjid (ada beberapa orang, tidak hanya pimpinannya). Malam itu RT menyerahkan tiket kepada ‘sahabat’ saya dan menyerahkan 1000 Pound (uang seharusnya menjadi laba RT dari penjualan tiket ‘sahabat’ saya) kepada Endang yang sebenarnya telah dirugikan 2000 Pound. Pihak masjid mengetahui sendiri bagaimana Endang mencari biaya tiket tersebut makanya uang tersebut diberikan kepada Endang sebagai bantuan dan bentuk rasa empati. Saat uang itu diterima Endang, RT membisikinya dan berkata, “Pegang aja dulu nanti saya ambil lagi uang itu,” begitu ungkap RT. Nampaknya RT masih mengharapkan uang itu bisa diambil kembali. Masyaallah, di mana rasa malu orang yang satu ini, sudah tahu dirinya salah masih minta uang itu lagi. Kalau saya berbuat salah yang sama mungkin saya tidak akan menampakkan diri saya di depan dia lagi, saya akan merasa sangat malu karena saya MANUSIA yang punya rasa malu dan tidak rakus.

Agama memang tidak pernah melarang hambanya untuk mengambil untung dalam berbisnis bahkan dianjurkan. Tapi dalam batas yang wajar, apalagi kita hidup di negeri orang. Kita harus bersikap yang wajar dengan sesama perantau – yang notebene kita sama-sama mahasiswa - .

“Orang itu bisnisnya memang kotor mas, saya sudah tahu dari dulu cuma kalau saya ngomong dikira menjatuhkan,” salah satu teman saya yang juga kebetulan broker bilang begitu.

“Semua broker kalau dipesani tiket pasti tidak bisa langsung menjanjikan ada pesawat hari itu, kita harus mengkonfirmasikan dulu kepada pihak pesawat. Tapi kalau broker yang satu ini (RT-red) pasti langsung menjanjikan ada, emang yang punya pesawat dia apa? Padahal belum tentu dapat,” lanjut teman saya ini.

“Terus nanti baru diundur-undur kalau ternyata pesawat dan hari yang dipesan tidak ada, licik kan mas? Kalau broker yang lain tidak ada yang seperti ini.” Pungkasnya membuat saya makin yakin kalau orang ini tidak beres.

***

(Apa yang saya beritakan ini hanya sekedar informasi kepada semua teman-teman yang ingin memesan tiket harap ditanyakan dulu harganya agar tidak tertipu, dan tidak mudah percaya. Apalagi langsung janji kalau penerbangan hari ini jam ini ada, kayak dia yang punya pesawat aja)

(Berita ini sengaja saya tulis agak telat dari hari kejadian, karena menunggu korban (‘Sahabat’ saya) pulang, biar dia tidak diteror lagi oleh RT)

Yang paling akhir, saja jadi teringat kalau tidak salah dia itukan salah satu Jendral PKS Mesir (atau paling tidak donaturnya lah, atau kalau masih salah ya paling tidak simpatisan lah), partai yang selalu berdakwah mengajak kepada kebenaran? He… ternyata busuk juga!!!.

Maafkan saya harus membongkarnya, agar anda tau diri dan tahu malu. Ini demi kebaikan bersama, agar kami tetap menjadi sahabat anda, karena kami ingin bersahabat dengan MANUSIA.

Saya aslinya tidak ingin menuliskan cerita ini, tapi saya jadi terpancing karena pihak Rafi’i Travel menanggapi offline salah seorang yang menyebarkan berita ini dengan bantahan kalau itu berita salah. Saya tertawa dan ingin memberitahu semua kalau offline itu BENAR. Ya, Rafi’i Travel (Khususnya Rafi’i) melakukan penipuan.

Silahkan tinggalkan komentar anda, apapun itu dari pihak manapun.

35 komentar:

Anonymous said...

Hahah.....Salut...!!!

Anonymous said...

Makasih Mas Infox..

buat temen2 hati2 juga klo pesen tiket..

Broker2 yang baek hati masih banyak ko.. klo perlu langsung ke travelx za.. biar ga kena tipu sama orang2 yang ingin memeras kita..

Anonymous said...

wow....wow....wow...
sini mending aku brokerin aja...
he..he..he...
yang berbuat seperti itu manusia ya..??
aku kira....

Anonymous said...

wah... begitu to ceritanya.....

kacau juga ya :)

Anonymous said...

wah...kalo orang itu seh semua uda tau..
bukan cuma masalah bisnis ajah...
saya inget kemaren pas lomba yg diadakan DN. nah kebetulan jurinya jg orang ntu..
usut punya usut katanya banyak orang kecewa atas keputusan si JURY.
(ada semacam konspirasi gak jelas gt)
untung aja gw kagak ikutan lomba..
coba kalo ikut... bakal kecewa bnget.

Anonymous said...

walah jannnn.. begitu thoo ceritanya. memalukan sekali, yang seperti ini namanya korupsi, dan harus di bumi hanguskan dr dunia. halah mbuh ah.. untung pelakunya orang PKS, jadi ndak perlu men dakwahi...

Jadi, kesimpulan di atas bahwa pks itu artinya Partai Korupsi Sejahtera thooo.. hehehe

bagi mas-mbak, jangan mudah percaya ama org yg tampang menyakinkan, sebab bungkus tak seperti isi. gayanya sok mantap, pake dalil dan manjangin jenggot, ee ternyata busuk juga...

Anonymous said...

masak sih...
selama ini ana berurusan dengan beliau baik baik aja dan lancar tuh...
biasanya, kalau beli tiket dengan beliau, semua urusan beliau yang tanggung jawab sampai ngantar... kalau berita ini benar kita ambil ibrahnya aja, jangan saling mencela apalagi menjeneralisir PKS...\
lapang hati aja dan jangan banyak suuzan, kata Allah dalam alquran inna ba'dho zanni ishmun...
kalau berita ini benar "Allahu yahdihim"

Anonymous said...

Waduh...
Klo Beghini yang salah bukan hanya terdakwa..
Melainkan Anda² Sendiri....
kok bisa kesalahan personol. yang disalahkan Organisasinya. Klopun Oknum yang bersalah jangan donk lantas mengait ngaitkan kegiatannya. okelah klo itu dikaitkan. berarti anda juga akan mengambing hitamkan ISLAM. Toh dia juga Islam. Jadi intinya ajah. klopun oknum itu bersalah, yah kesalahan ada di oknum tersebut bukan toh lantas Organisasi yang ia geluti terkena imbsnya.

Itu juga klo dia benar2 salah.
Mas² Tolong untuk tidak membesar²kan masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara baik2.

kemudian... neehh...
namanya broker yaahh.. pasti akan mengambil laba. sama halnya dengan "Calo". ya klo anda gak mau rugi, dan mau bersusah payah , pasti anda akan mendapata harga yg wajar.
Semestinya kita sebagai Konsumen harus tau... apa baik dan buruk dari sebuah jasa. klo anda sudah percaya dan yakin dengan jasanya... ya jangan menyesal doonk... toh anda juga tau dan anda juga sudah bersedia....

Yah intinya :
- Ambil Hikmah dr peristiwa ini
- Jangan Membesar²kan masalah
- Jangan Saling menjelek²kan orang laen
- Ambil Jalan tengah

Anonymous said...

maksih mas
atas berita ini
kami sangat berterimakasih.
moga allah membukakan hati2
penipu di dunia ini
agar suatu saat negara ini bersih dr penipu,

Anonymous said...

Makan daging saudara sendiri

Yah intinya :
- Ambil Hikmah dr peristiwa ini
Sekali-sekali dong si Rafi'i yg ngambil hikmah nya, masa kita terus.
- Jangan Membesar²kan masalah
bukan nya membesar²kan, emang masalahini gede kok,segede 1000 Pond.
- Jangan Saling menjelek²kan orang laen
yg ini gue gak ikut campur.
- Ambil Jalan tengah
mending ambil jalan selamat, klo jln tengah mah jalan stooom.

Just Kidding.

Anonymous said...

ga terlalu ambil pusing.
Man ghassyanaa falaisa minnaa......
Cucian deeh Lo(penipu)

Anonymous said...

Hmm.. kebanyakan broker emang gitu kok, tp kalo ngambil untung sampai 1000 pound dlm 1 tkt dengan sesama bangsa di perantauan wah.. keterlaluan tuh

makasih infonya.. gak bakakan gue mesan kesitu

Anonymous said...

Sebagai mahasiswa Al-Azhar, sy awali dulu dengan BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM, lalu ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB...
selanjutnya, saya bukanlah kader PKS, bukan pula ingin membela Rofi'i (Rofi' Travel)...tapi sebagai orang muslim saya harus meneliti dulu kebenaran berita yang saya terima minimal menganalisa teks berita itu, karna Al-Qur'an mengajarkan saya setiap ada berita yang saya terima harus "fatabayyanu" dan mengajarkan saya pula harus memposisikan pembawa berita sebagai orang "FASIK" sampai beritanya benar-benar falid dan fix.
dalam tulisan ini saya melihat beberapa kejanggalan sehingga membuatnya seperti hanya cerita fiksi yang kebenarannya sangat relatif,bahkan diragukan.
beberapa kejanggalan tersebut:
1. memposisikan Rofi'i (menyebutnya dengan nama yg sangat gamblang) sebagai terdakwa. sedangkan penuntut sekaligus saksinya hanya di sebut sebagai "sahabat"...itu sebuah kesalahan, sehingga orang tidak bisa konfirmasi dengan sang "sahabat" tadi karna keberadaannya bisa jadi ada dan bisa pula tidak (fiktif)
2. tidak menyebutkan masjid dan nama pengurusnya, ini juga menyulitkan untuk konfirmasi...
3. menjadikan broker/orang satu profesi (bisa jadi lawan bisnis) sebagai saksi "(“Orang itu bisnisnya memang kotor mas, saya sudah tahu dari dulu cuma kalau saya ngomong dikira menjatuhkan,” salah satu teman saya yang juga kebetulan broker bilang begitu") saksi macam ini tidak ada dalam islam dan tidak pernah kita temukan di buku-buku fikih...
4. poster (pengirim berita) menunggu dulu temannya "sahabat" pulang baru memposting artikel ini, bisa jadi supaya menyulitkan orang untuk konfirmasi kepada sang "sahabat"
5. sang penulis menulis artikel ini dengan bahasa emosi, berarti tidak proporsional...
6. penulis tidak pernah mengatakan, apakah dia konfirmasi langsung kepada Rofi'i atau tidak, hanya kirim ofline, kita tidak tahu bunyinya apa dan tidak tahu jawaban pihak rofi'i travel juga apa...
7. kalau memang sang "sahabat" memiliki uang pas-pasan kenapa tidak membandingkan harga terlbih dahulu ke broker yang lain sehingga dia menentukan pilihan broker yang paling menguntungkan si 'sahabat"
8. didalam berbisnis boleh-boleh saja mengambil keuntungan, dan setahu saya tidak ada batasannya dalam syari'ah, hanya konsumenlah yang memilah mana yang lebih menguntungkan baginya....
9. penulis menyebut salah satu nama partai politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan,ini akan memberikan orang asumsi bahwa penulis hanya ingin menjatuhkan salah satu partai politik dan bisa jadi mengangkat salah satu partai politik lain(walaupun secara tidak terang-terangan) karna penulis sering sekali menyebut HATI, NURANI, MANUSIA (baca: rakyat)itu adalan salah satu jargon parpol di indonesia...
10. kalau permasalahan ini ada sangkut pautnya dengan semua yang berkenaan dengan Rofi'i (termasuk organisasi dan asal), akan membuat orang berfikir bahwa semua yang bekenaan dengan Rofi'i begitu juga, termasuk semua orang JAKARTA (karna Rofi'i dari KPJ)...dan itu tidak mungkin...

jadi kesimpulan saya sebagai pembaca biasa memandang artikel ini -sebelum penulisnya memberikan bukti2 baru yang lebih meyakinkan- sebagai fiksi belaka yang tidak memiliki kebenaran...

terakhir, semoga komentar saya ini di muat, itupun kalau di muat...syukron wassalamu'alaikum wr wb.
ttd: Abu Tasnim, Soqor Quraisy

Anonymous said...

Salam,

Tulisan yang sangat menarik, menghebohkan hati dan membuat kepala ikut berpikir keras, menghadirkan tanya yang memerlukan jawaban pasti, benarkah ini terjadi?

Sependapat dengan apa yang telah Abu Tasnim paparkan, tulisan ini tidak bisa dikatakan sebagai berita benar, karena nama tempat dan semua tokoh yang menjadi korban tidak dapat dikonfirmasi, kecuali Endang, siapa Endang? dimana dia sekarang? no. HP-nya berapa? kita juga tidak tau.

Tapi ada yang terbersit dalam pikiran saya, mengatakan "oh... sepertinya berita ini memang benar." Dengan kata "Oh" yang menandakan ketidak yakinan saya dengan informasi yang kita dapat dari tulisan ini, tapi lagi-lagi tapi...

1. Menemukan Bung Arif menuliskan cerita ini dengan penuh emosi, tidak membuat saya mengatakan tulisannya tidak proporsional, tapi karena memang ada amarah yang sedang meluap-luap, yang secara tidak langsung mengatakan "ini adalah kisah nyata."

2. Dalam syariah memang tidak pernah melarang umat Islam untuk mengambil keuntungan yang berlipat ganda, itu hak si penjual dalam mengeruk keuntungan, mau ngambil keuntungan per-tiket-nya dengan laba 1000 LE, silakan, mau 1500 LE, silakan, tapi dimana hati nurani si penjual tiket? -dengan menggunakan kalimat "Hati Nurani" dalam arti sesungguhnya, tidak ada muatan politik sama sekali, seperti yang Abu Tasnim tuduhkan kepada si penulis.

Maka akhirnya, masih dalam penantian detik-detik waktu menunggu jawaban, benarkah ini terjadi, hati kecil saya bilang, hati yang kalau boleh saya katakan, hati yang belum terjamah dengan dosa, untuk berbuat jahat pun tidak tahu caranya;

"Kalau ini benar adanya, ini lebih bejat dari singa menerkam leher kancil yang sedang terperangkap dalam lumpur, dengan perbandingan, singa memang sudah ditakdirkan Allah apa adanya mereka, dengan kehidupan buas di alam Afrika, tapi ini... ini adalah masyarakat mahasiswa Indonesia di Mesir, sesama perantau, silakan yang mengatakan sah-sah saja mengambil keuntungan berlipat ganda "seperti itu", tapi saya kata TIDAK pada diri saya sendiri, benar-benar tidak pantas.


Regards,
Muhammad

Anonymous said...

halooo slam kenal tukeran link yukkk

Anonymous said...

ini ADON: Yang saya tulis bukan berita atau artikel melainkan cerita. Jadi tidak perlu data. Mengapa anda yang konfirmasi? Apa kepentingan anda? Apa untungnya buat anda? Kok jadi anda yang semangat? PKS juga ya?

Tapi kalau masih mau berjihad saya kasih data:

- Sahabat saya : Alfiah Sari, Lc.
- Masjid : Nurul Huda di Gami'
- email saya : m2l_mbs@yahoo.com (silahkan hubungi saya lewat email ini untuk mendapat data lengkap korban)

(Tanggapan bagi yang menanyakan data)

Anonymous said...

kalau memang benar berita ini, saya sangat menyayangkannya, tapi seperti komentar teman-teman yang lain kebenaran-nya masih di ragukan, justeru setelah saya membaca cerita ini, apalagi setelah saudara Adon mengungkap identitas "sahabat"nya, sepertinya emosi seorang teman atas curhat "sahabat"nya (pacar)...
pacar? bisa jadi iya, bisa jadi tidak...tapi lagi-lagi memprihatinkan, bagaimana tidak, seorang Mahasiswa Al-Azhar (pesantren legendaris) begitu entengnya membeberkan ke "bersamaan"nya (Adon) dengan sang "sahabat" tadi yang dari sudut pandang islam sangat-sangat dipandang tidak pantas; ini beberapa cuplikan dari cerita romantis itu:
(Sampai sore itu saya sedang bersama ‘sahabat’ saya dan dia bilang kepada saya kalau....)
(Saya menemani ‘sahabat’ saya malam itu untuk mengambil tiket.....)
(Sampai akhirnya tepat satu jam setengah ‘sahabat’ saya menghubungi saya dan menyuruh untuk keluar dan menemuinya....)
saya sebagai Mahasiswa Al-Azhar sangan prihatin dengan ini semua, apakah tidak ada perempuan lagi tempat saudari Alfiah sari Lc, minta tolong sehingga harus minta tolong kepada sahabat Adon untuk menemaninya jalan malam-malam, kalau saudara Adon dan saudari Alfiah sari memandangya wajar saja tapi akhlaq ilam kita tidak memandangnya wajar...
maaf kalau saya komentarnya salah, semoga saja saudara Adon dan Saudari Alfaih sari sudah bersuami isteri sehingga sehingga tidak dipandang negatif oleh pembaca...
wassalam

Anonymous said...

kok malah komentar itu? mang orang PKS pada pinter nyari salah orang ya?, ga ngomongin inti cerita malah komentar itu. CULUN, CULUN, CULUN, DASAR PKS SOK ALIM SEMUA, PADAHAL LIAT CEWEK JUGA 'BERDIRI', LIAT DUIT MATANYA JUGA IJO (KAYAK RAFII).

santai mas Adon, banyak yang di belakang mas Adon. Kalau ada yang macam2 kita siap turun

Anonymous said...

semoga kita ditunjukinya-Nya kebenaran

Anonymous said...

Salam,

Ikutan nimbrung lagi, saya pikir ada komentar yang sangat jauh melenceng, inti cerita kita di sini benarkah ada penipu yang tak tau malu, bukan memberikan tanggapan atas jalan barengnnya Sdr. Arif Ramadhan & Sdri. Alfiah Sari, Lc.

Saya tidak pernah pacaran di Kairo -mungkin karena gak ada yang mau- tapi jujur saja, lebih baik melihat Mahasiswi jalan ditemani seorang mahasiswa dari pada saya mendengar ada mahasiswi indonesia gara-gara jalan sendirian digangguin sama orang-orang jahat di luar sana, seperti dijambret, dan bahkan membuat hati lebih miris lagi, pelecehan yang akhirnya memang terbukti dengan tertangkapnya si pelaku -mau bukti juga masalah ini? tanya langsung ke PPMI, saya yakin kasus ini tercatat di sana.-

Islam ngajarin jangan menimbulkan fitnah di muka bumi, tapi jangan lupa! Islam juga melarang umatnya menuduh orang sembarangan, tulisan Sdr. yang menuduh Sdr. Arif pacaran menggunakan kalimat "pacar? bisa jadi iya, bisa jadi tidak..." seolah-olah tidak ingin menuduh, tapi bait demi bait kalimat selanjutnya penuh dengan kobaran tuduhan yang haus akan menghakimi.

Mohon maaf yang sebesar-besarnya, tapi apa tidak lebih baik kita berhusnuzzhan saja, dengan menganggap Sdr & Sdri kita yang sedang berjalan berdua itu tidak memiliki hubungan apa-apa, hanya sekedar mengantarkan, takut kalau terjadi apa-apa di jalan, kecuali kita memiliki bukti yang akurat, kalau hubungan mereka sudah diluar batas, itu pun, apa hak kita mengadili mereka?

Intinya, masalah pacaran, itu urusan mereka terhadap sang khalik, tapi kalau penipuan, itu urusan sama orang yang ditipu.

Kalau saya ada salah kata, atau orak saya tidak beres, tolong diluruskan.

Regards,
Muhammad

Anonymous said...

Wow! ada yang nuduh orang pacaran tuh! gak kena ustadzzz... gw sih mana ketehe, mau ciuman dipinggir jalan kek! ngapa kek! mana ketehe gw, kalau NIPU, ini baru ketehe gw, ngerti ustadzzzZzz... Zzz...?

Anonymous said...

kalo itu benar adanya, saya setuju dengan pengibaratan "" Ini lebih bejat dari singa menerkam leher kancil yang sedang terperangkap dalam lumpur, dengan perbandingan, singa memang sudah ditakdirkan Allah apa adanya mereka, dengan kehidupan buas di alam Afrika""

trs yg perlu saudarauku tau (Abu Tasnim, Soqor Quraisy)

ini adalah sebuah blog, bukan situs berita, bedakan donk hihihi..
disini kita bebas bercerita apa saja dan dangan gaya apapun. Marah, benci, suntuk, bingung atau apa lah, toh kan ini buku hariannya, kalo saudara (Abu Tasnim) ingin kompirmasi, tuh sudah ada diberi data oleh Bung Adon

beribu2 terimakasi saya haturkan kpd saudara Adon atas ceritanya, biar yg lain gak keterkam tuh ama singa RT huk huk

Anonymous said...

thx for info

Anonymous said...

Hahaha... Alam berseru
Sepertinya ada yang lagi kebakaran jenggot.
Mas2 pakde2 om2...
Mas Adon kan lg cerita. Lha kok ada yg marah, gimana tho... Lagian yg marah bukan yg bersangkutan lg.
Sungguh aneh... Jgn2 itu hombrengannye yg bersangkutan yeah...
Kenapa sih pada bingung. Pake saling bela2in. Lagi latihan jadi dakwah yaaa...
Adon... Sante aja, kamu beri kesempatan lah, buat kader2 seberang yg lg latihan dakwahin kamu di forum komentar ini.

Sabdapena said...

Hahahaha....Rasanya aku ingin tertawa kencaaaang...sebuah polemik yang menarik. Ada yang pro ada yang kontra, ada yang sok 'alim ada yang sok azhari ada yang blak-blakan seperti preman...namun jujur...hahaha...

Ada beberapa tanggapan sekaligus tambahan bukti yang ingin saya sampaikan di sini, semoga bapak-bapak, mas-mas, pakde-pakde, om-om dan para pembaca semuanya saja masih berkenan untuk mengikuti perkembangan polemik ini hingga menuju titik kulminasi ke-valid-an data:

1. Saya kok ingin menanyakan kembali terhadap "hati nurani" orang-orang yang entah mengaku membela ataupun tidak terhadap kasus "RT". Yang saya herankan,
masak seh hati kita bisa menerima jika kita atau saudara atau teman kita sampai "diperas/dirampok/dicuri" (maaf saya susah mencari kata yang tepat) sebanyak 1000 Pound???

Kalau ditanya, lah kenapa kalian mau "dibrokeri"? Lho, siapa yang mau seperti itu, sebab kan kita tidak tau kalo ternyata sang broker mengambil keuntungan yang sebanyak itu! Toh, selama ini yang kita kira dia adalah orang baik, dermawan dan budiman. meskipun lambat laun semuanya akan terungkap. Sebab, "sebaik apapun kita menyimpan atau menyembunyikan bangkai, lama-kelamaan bau bangkai itu akan tercium juga". Nah, mungkin inilah saatnya!

2. Saya juga setuju dengan komentar mas Muhammad. Ngapain juga ada yang
komentar tentang urusan pribadi sdr. Adon dengan sdri. Alfiah Sari. Itu kan urusan mereka dengan Tuhan. Sementara urusan "curi-mencuri" atau "penipuan" adalah urusan mua'amalah yang terkait dengan hak adami!

3. Buat Pak Abu Tasnim, nampaknya anda menerapkan bunyi ayat "in ja'akum fasiqun" secara kurang tepat. Yang saya sayangkan, kenapa anda menempatkan Adon sebagai orang fasiq? Anda tau gak seh maksud dari fasiq? Kok sampai hati anda menempatkan Adon sebagai orang fasiq sehingga harus anda curigai?
Sebenarnya kalaupun ada belum percaya/curiga atau ingin klarifikasi lebih jauh silahkan dan itu tidak masalah, tapi gak perlu bawa-bawa ayat yang secara konteks tidak tepat anda terapkan di sini dan tidak perlu menuduh Adon sebagai seorang fasiq dunk! Tolong anda renungkan sebagai seorang Azhari sebagaimana pengakuan Anda!

Ah, saya capek menanggapi argumen2 yang gak logis dan terlalu mbulet, lebih baik langsung saja saya tambahkan data untuk memperkuat kebenaran cerita yang ditulis Adon, ini dia ceritanya:

=> Suatu ketika di siang hari, ada kakak kelas saya, namanya Kholil Misbah (Salah Seorang imam Masjid Nurul Huda), bertanya kepada saya. "Kamu dah denger belum Lut, kemarin Rofi'i mau ditangkap polisi?" ia bertanya serius.
"Haa... masak seh? emang kenapa?" telisikku ingin tau.
"Iya, jadi ceritanya gini, kemarin ada tiga orang Indo yang minta bantuan ke masjid Nuruh Huda untuk membeli tiket. Trus oleh pihak masjid diberi bantuan, sementara untuk pengurusan tiket dipasrahkan kepada Rafi'i. Namun, ketika menyerahkan tiket dan ditanya pihak masjid, pihak RT mengatakan harga tiket adalah 3500 POund. Mendengar harga yang cukup mahal itu, pihak masjid merasa curiga, sehingga mereka mengkonfirmasi ke pihak maskapai langsung dan ternyata harga aslinya 2500 Pound (sudah plus honor buat broker).

Setelah itu, pihak masjid bermaksud menjebak RT agar bisa datang lagi ke masjid dengan alasan ada orang yang ingin memesan tiket lagi. Sementara di waktu yang sama pihak masjid juga mendatangkan polisi (mungkin untuk sekedar menggertak). Nah ketika di sanalah pihak masjid memarahi RT (seperti halnya yang dicantumkan oleh tulisan Adon: kamu orang indo, ini saudaramu orang indo, aku saja yang bukan orang indo ingin membantu, tapi kamu malah mengambil laba yang begitu besar dst...dst...!).

Trus akhirnya sang RT bersedia untuk mengembalikan uang 1000 Pound kepada para korban. Namun, lagi-lagi yang sangat disayangkan dan memalukan, bahwa sang RT membisiki korban: "kamu bawa dulu uang 1000 POundnya, besok aku minta/ambil lagi!". Sama, sebagiamana yang sudah dituliskan Adon. Astaghfirullah...!

Yah, begitulah tambahannya! Dan, kakak kelas saya itu mengakui bahwa ia sendiri saat itu sedang berada di Masjid dan mengetahui kejadian itu.

Mungkin ini aja dulu deh, aku udah capek dan semakin muak jika mengungkap lebih banyak lagi.

Mohon maaf jika data ini dianggap datang dari orang yang fasiq!
tapi satu yang pasti, jangan dianggap tulisan ini hanya fiktif belaka, sebab ini adalah fakta!!!
Terimakasih! Semoga bermanfaat.

Salam, Luthfi

Anonymous said...

salam....Memalukan sekali...!kalo ngambil untungnya 1oo le. atau 200 le ituw masih wajar saya kira...!Namun kalo ngambil untungnya 1000 LE. ituw mah dah kurang ajarr....!!terus yang di peras Uang mesjid lagiee...!!itu uang Shodaqoh akhiii...di kumpulin dari kotak amal yang di kelilingin, ngumpulin uang recehan hinggga menjadi banyak begitu....!!semoga Allah mengampuni dosa- dosa Kita amienn....!!Tobatt..akhii...!!kasian yang jadi broker lainnya namanya Tercoreng gara- gara tokoh antagonis tidak bertanggung jawab seperti RT....!wassalamm...

Anonymous said...

salam....setelah melihat dan membaca cerita di atas(terlepas dari fiktif atau tidak),sangat disayangkan sekali kejadian ini sampai terjadi.mengambil untung adalah wajar(semua pedagang pasti ingin keuntungan).yang tidak wajar adalah jumlah dan kepada siapa dia mengambil untung.coba bayangkan,kita disini satu saudara,satu bangsa..kenapa sedemikian teganya sampai memeras saudara sendiri?pihak masjid saja mau membantu padahal mereka tidak ada hubungan kebangsaan dengan kita.lha ini malah saudara menerkam saudara sendiri.
Trus akhirnya sang RT bersedia untuk mengembalikan uang 1000 Pound kepada para korban. Namun, lagi-lagi yang sangat disayangkan dan memalukan, bahwa sang RT membisiki korban: "kamu bawa dulu uang 1000 POundnya, besok aku minta/ambil lagi!". Sama, sebagiamana yang sudah dituliskan Adon. Astaghfirullah...!
membaca tulisan diatas..itu orang punya otak sama hati nurani nggak?(udah terbawa emosi)saya sendiri punya pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap RT.tapi itu masalah pribadi saya dan tidak perlu di blowup di sini.
buat abu tasnim..kalau anda tidak setuju dengan cerita di blog ini..silahkan anda membuat blog sendiri untuk men-counter nya.(padahal semua sudah tergambar dengan jelas)
5. sang penulis menulis artikel ini dengan bahasa emosi, berarti tidak proporsional...coba mana karya tulisan anda??halah halah...heheheh

salam

wahid-gamie-katameyah

Anonymous said...

astaghfirulloh..istighfar nyok bareng-bareng..

Anonymous said...

astaghfirulloh...
istighfar yuk rame2...

Anonymous said...

Cerita yang mengesankan sekaligus jadi pembelajaran.
yaa kalau ingin membeli sesuatu, yang dianggap mahal harus liat sana sini....
jangan langsung ambil aja....
kan masih banyak pedagang lain :D

salut ama tulisannya (alangkah indahnya kalau tanpa pena emosi)

salam,

Borneo

Anonymous said...

assalamu`alaikum

setelah membaca keseluruhan isi cerita dalam blog maz adon ini sekaligus dengan keseluruhan komentar teman-teman. Saya atas nama pribadi salut dengan diskusi yang berjalan alot seperti halnya di milist.
namun sejauh ini kenapa belum ada konfirmasi dari pihak Rafi`i Travel sebagi terdakwa dalam kasus ini. selain itu kenapa DKKM yang mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan kasus-kasus kemasisiran belum begitu tanggap. Apalagi ini terpaut masalah tipu menipu antar mahasiswa dengan jumlah yang tidak sedikit (Banyak Mahasiswa kita yang tidak mampu kan...). Dan ada baiknya kita tanyakan langsung ke Pihak Masjud Nurul Huda akan kebenaran berita ini.
kalau memang kasus ini terbukti, ya kita harus beberkan masalah ini apa adanya dan pihak Rafi`i Travel harus berterus terang dan meminta maaf kepada seluruh Masisir. Itung-itung untuk memperbaiki citra.
Rafi`i semestinya segera menyelesaikan masalah ini, mumpung anda masih ada di Dunia.
MEmang kalian pada mau menyelesaikan masalah ini di Akhirat.

Untuk diskusi kedepan, diharapkan untuklebih terarah dan tetap pada fokus permasalahan. jangan sampai menjadi ajang diskusi ala Kusir.

Anonymous said...

sedikit ikut komen ya...
kalo emang terjadi begitu, sangat di sayangkan sekali kelakuan RT. tapi masa' sih RT ngelakuin itu terus2san. maksudnya, nggak semua tiket kali. mungkin tergantung kelasnya.
karena (bukannya saya membela RT ya?) pas saya pulang dan pesen tiket ke dia juga cuma 26oo-an, kelas ekonomi. nah, bisa jadi kan, sebenernya RT tuh ngasih tiket kelas bisnis (mungkin yang ekonomi dah habis atau gimana). karena harga kelas bisnis jauh lebih mahal ketimbang ekonomi, sedang kelas eksekutif sedikit lebih mahal dari kelas bisnis.

atau dugaan terburuknya, RT emang manfaatin orang mesir (mumpung dibantu orang laen, gitu kaleeee).

oiya, sangat disayangkan juga ama penyebutan suatu partai dalam kasus yang lebih ngarah ke personal. tapi juga lebih disayangkan ketika hal itu ditanggapi oleh koment2 yang malah gak ngenakin. bahkan nyebutin dalil yang salah tujuan.

guys... no one's perfect. everyone has made mistake.

oiya, nggak masalah sih kalo kita nulis pakek emosi. justru semua uneg2 bisa keluar sejujur2nya (sesuai yang dirasakan) pas kita lagi emosi. mesi kebanyakn yang keluar jelek2nya hehehhe

wallahu a'lam

Anonymous said...

ckckckckckckckckckck ...
hanya ada satu kata :
TERLALUUU ....

Anonymous said...

Rafii Travel BIADABBBBBBBBBB

Anonymous said...

PKS itu bukan Partai Korupsi Sejahtera tapi Partai Kambing Sejahtera, penghuninya kan sengaja manjangin jenggot semua biar dikata kambing....heheh sory bro bukan maksud ngolok tapi emang bener koq...

jadi mungkin bukan dia aja yaa orang PKS yg busuk, buktinya saya punya 3 temen orang PKS juga ternyata lebih busuk lagi....jadi yaa jangan mudah tertipu sama tampang atau kemasan....
mendingan kita beli minyak onta berlogo minya babi dari pada kita beli minyak babi berlogo minyak onta....tuuuhhh bener ga temen2..??

Jadi yaaaa enak nya diapain yaa orangnya??
klo disate dagingnya ga enak
yaa kita doain aja semoga dia cepet sa..sa..sa..sa..sa sakit maksud gw....

hati-hati makanya bro....