Tuesday, November 07, 2006

"Selamat Datang Musim Dingin"

Udara di luar rumah begitu dingin, anginnya membuat irama-irama kencang dengan menghantam jendela kamarku, seakan memaksa masuk untuk ikut membangunkanku dari tidur lelap. Aku terjaga tepat pukul 06.15 pagi, suasana masih cukup gelap. Tak ada yang mendorongku untuk bergegas bangkit dari selimut tebalku. Aku hanya melihat sejenak layar ponselku dan memperhatikan apakah ada SMS buat aku di pagi buta ini. Ternyata tidak! Kutaruh lagi ponsel itu dan kupejamkan kembali mataku. Udara dingin pagi ini benar-benar membuat tulang sum-sumkupun harus mengenakan selimut tebal. "Musim dingin sudah tiba!" batinku.

Ya, musim dingin tahun ini sudah benar-benar tiba. Ini adalah musim dingin ketiga selama aku berada di Kairo. Sehingga seakan kulit dan tulangku sudah tak asing lagi dengan udara itu. Musim dingin pertama, kulewati di daerah pelosok namun sangat asri, Tajammu' Khomis namanya, terletak di kawasan New Cairo, sekitar 20 km dari kawasan di mana orang Indonesia banyak berdomisili. Kalau aku uraikan tentang kawasan itu, maka tak akan selesai kuceritakan keindahan tempat itu dengan berbagai macam kenangannya. Namun, yang ingin kuceritakan dan kubicarakan adalah tentang musim dingin saat ini bukan tentang Tajammu' Khomis.
Sudah banyak mahasiswa baru yang berbondong-bondong datang di Kota besar nan kumuh ini. Maka, tentu hawa dan udara seperti ini adalah asing bagi mereka. Jangankan mahasiswa baru, yang sudah bertahun-tahun di sini saja kadang mengeluh dengan udara yang sangat-sangat tidak bersahabat dengan kulit kita ini, kulit Indonesia. Banyak fenomena yang kita temukan saat musim dingin datang, suasana malas akan melanda kita. Seakan tidur adalah solusi dan satu-satunya pekerjaan yang paling tepat dikerjakan sepanjang musim dingin. Bukan hanya itu, tanpa kita sadari musim dingin akan membawa pengaruh yang besar bagi penambahan berat badan kita. Maka, bukan hanya tidur satu-satunya pekerjaan yang dikerjakan selama musim dingin, tapi makan. Sehingga kesimpulannya adalah tidur-bangun-makan-tidur-bangun-makan dan begitu seterusnya.
Lalu, apakah benar bahwa musim dingin adalah sebab itu semua? Tentu tidak, itu hanya alasan mereka yang memanfatkan kedatangan musim dingin untuk kemudian dijadikan penguat alasan mereka yang malas untuk bergerak. Kalau musim dingin adalah sebab orang tidak berbuat, maka Jepang dan negara-negara yang begitu dingin suhunya akan sepi dari aktifitas karena memang harinya tidak pernah terasa hangat. Dan sesungguhnya, dalam sebuah pekerjaan apapun dan kapanpun yang sulit adalah bagaimana kita memulai.
Dan kini aku berusaha bangkit dari selimut untuk sekedar memulai, meski sulit aku paksa. Aku memulai untuk pergi ke kampusku, dan memulai untuk menjadikan ruang kuliahku sebagai selimut siangku. Meski sulit aku paksa, karena kuyakin esok tak sesulit hari ini. Aku yakin.

0 komentar: