Mata sudah cukup lelah, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih 11 menit. Duduk hanya sekedar mengendorkan kembali urat-urat tubuhku yang semakin mengencang setelah cukup lama menunggu. Tepat pukul 8 malam aku sampai di stasiun Ramses untuk melakukan perjalanan menuju Luxor. Perjalanan ini molor setengah jam dari pukul 22.30 sampai 23.00. Namun, bukan masalah yang besar bagi rombongan kami yang sudah begitu menghayal keindahan-keindahan di tempat tujuan. Tak ada yang terukir dalam benak "The Gembel" (aku, Fifi, Meri, Agus, Ulya dan Yayah) selain asyiknya tour kali ini. Seminggu sejak tanggal 29 Januari 2007 akan menjadi saksi yang tak pernah dusta akan indahnya perjalanan tanpa jemu.
Sudah hampir lima belas menit kita duduk di kursi masing-masing, namun belum ada tanda-tanda kereta akan berangkat. Dalam hati hanya bergumam tanpa mampu berucap apa-apa. Kesal namun hanya bisa menunggu. Aku duduk di samping Fifi berhadapan dengan Yayah dan Meri, Agus duduk berseberangan denganku, sedang Ulya jauh di depan karena kursi di sekitar sudah penuh. Janggal rasanya, tapi bagaimana lagi. Ini adalah resiko karena kita tidak cepat-cepat mencari kursi sejak awal. Namun sekali lagi itu bukanlah persoalan yang cukup rumit yang bisa menjadikan nilai perjalanan ini berkurang.
"The Gembel" adalah sebutan bagi Aku, Fifi, Meri, Agus, Ulya dan Yayah. Kita berenam menamakan diri "The Gembel" dengan alasan yang perlu kami sensor, karena tak layak dikonsumsi publik.
Tepat pukul 23.55 suara tanda kereta akan bergerak sudah terdengar. Ribuan burung camar bersinggah di dalam hati, ikut menghiasi sarang yang berarti. Bunga-bunga dengan wanginya yang ikut mengharumi ruang kecil dalam kalbuku terasa begitu sempurna, terasa begitu ada dalam sisa nyawaku yang sudah hampir setengah. Kereta berjalan perlahan dan cukup lamban, tak begitu terburu nampaknya atau memang kewajiban menaati peraturan bahwa kereta tersebut tidak boleh terlalu laju. Bahkan Meri sempat nyeletuk "Jangan-jangan yang dorong kereta ini lagi capek kali ya....."
Banyak hiburan yang kami lakukan sambil mengisi kekosongan waktu sebagai pengantar tidur malam ini, mulai dari nonton komedi Boboho sampai dengan main poker. Yang jelas suasana kereta malam ini sangat tidak mendukung untuk beristirahat. Fifi bingung harus bergerak bebas agar bisa meletakkan kakinya secara nyaman. Aku juga tak terasa begitu ngantuk hingga buku "Change" yang kubawa bisa menjadi temanku malam ini sekaligus sebagai pengantar tidurku.
Saturday, February 24, 2007
Hari I (Penantian yang Membosankan)
Diposting oleh:
M. Arif Ramadhan
di
2:26 AM
Kategori: Catatan Harian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment