Saturday, February 24, 2007

Hari I (Penantian yang Membosankan)‎


Mata sudah cukup lelah, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih 11 ‎menit. Duduk hanya sekedar mengendorkan kembali urat-urat tubuhku yang ‎semakin mengencang setelah cukup lama menunggu. Tepat pukul 8 malam ‎aku sampai di stasiun Ramses untuk melakukan perjalanan menuju Luxor. ‎Perjalanan ini molor setengah jam dari pukul 22.30 sampai 23.00. Namun, ‎bukan masalah yang besar bagi rombongan kami yang sudah begitu ‎menghayal keindahan-keindahan di tempat tujuan. Tak ada yang terukir ‎dalam benak "The Gembel" (aku, Fifi, Meri, Agus, Ulya dan Yayah) selain ‎asyiknya tour kali ini. Seminggu sejak tanggal 29 Januari 2007 akan menjadi ‎saksi yang tak pernah dusta akan indahnya perjalanan tanpa jemu.‎

Sudah hampir lima belas menit kita duduk di kursi masing-masing, namun ‎belum ada tanda-tanda kereta akan berangkat. Dalam hati hanya bergumam ‎tanpa mampu berucap apa-apa. Kesal namun hanya bisa menunggu. Aku ‎duduk di samping Fifi berhadapan dengan Yayah dan Meri, Agus duduk ‎berseberangan denganku, sedang Ulya jauh di depan karena kursi di sekitar ‎sudah penuh. Janggal rasanya, tapi bagaimana lagi. Ini adalah resiko karena ‎kita tidak cepat-cepat mencari kursi sejak awal. Namun sekali lagi itu ‎bukanlah persoalan yang cukup rumit yang bisa menjadikan nilai perjalanan ‎ini berkurang.‎

‎"The Gembel" adalah sebutan bagi Aku, Fifi, Meri, Agus, Ulya dan Yayah. ‎Kita berenam menamakan diri "The Gembel" dengan alasan yang perlu kami ‎sensor, karena tak layak dikonsumsi publik.‎
Tepat pukul 23.55 suara tanda kereta akan bergerak sudah terdengar. Ribuan ‎burung camar bersinggah di dalam hati, ikut menghiasi sarang yang berarti. ‎Bunga-bunga dengan wanginya yang ikut mengharumi ruang kecil dalam ‎kalbuku terasa begitu sempurna, terasa begitu ada dalam sisa nyawaku yang ‎sudah hampir setengah. Kereta berjalan perlahan dan cukup lamban, tak ‎begitu terburu nampaknya atau memang kewajiban menaati peraturan ‎bahwa kereta tersebut tidak boleh terlalu laju. Bahkan Meri sempat nyeletuk ‎‎"Jangan-jangan yang dorong kereta ini lagi capek kali ya....."‎
Banyak hiburan yang kami lakukan sambil mengisi kekosongan waktu ‎sebagai pengantar tidur malam ini, mulai dari nonton komedi Boboho sampai ‎dengan main poker. Yang jelas suasana kereta malam ini sangat tidak ‎mendukung untuk beristirahat. Fifi bingung harus bergerak bebas agar bisa ‎meletakkan kakinya secara nyaman. Aku juga tak terasa begitu ngantuk ‎hingga buku "Change" yang kubawa bisa menjadi temanku malam ini ‎sekaligus sebagai pengantar tidurku.‎

0 komentar: