Saturday, February 24, 2007

Hari II (Malam yang Begitu Dingin)‎


Hampir separuh malam sudah terlalui, kini waktu sudah menunjukkan ‎pukul 03.00 dini hari. Mata sudah mulai terasa berat untuk dipaksa ‎beraktifitas, apalagi aku sadar kalau setibaku di Luxor nanti aktifitas yang ‎begitu membludak akan menguras banyak tenaga. Sehingga bagaimanapun ‎juga aku akan berusaha memejamkan mataku. Usaha itu berhasil dan mataku ‎tertutup namun tak begitu lama, satu jam kemudian aku terbelalak kembali. ‎Tepatnya pukul 04.00 dini hari aku terjaga dengan tubuh yang luar biasa ‎menggigilnya. Tak kusangka kalau malam ini udara begitu dingin yang ‎cukup menyiksa tubuhku. Aku tak membawa banyak pakaian musim dingin. ‎Aku hanya memakai satu kaos, jaket, celana dan kaos kaki, padahal itu masih ‎kurang cukup untuk mengobati rasa dingin yang begitu menyiksa, di saat ‎aku menggigil kedinginan, Fifi yang duduk di sampingku ikut terbangun ‎dari tidurnya dan menyuruhku untuk memakai sarung atau pakaian apa saja ‎yang bisa kupakai, agar dingin yang menyiksaku bisa segera berangsur. ‎

Aku dan "the Gembel" bercerita sambil sesekali bercanda sampai tak terasa ‎kalau waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, sedang tadi kita cuma ‎tidur satu jam. Maka kami memutuskan untuk melanjutkan istirahat. Namun ‎begitu susahnya tidur di atas kereta. Bangun, tidur, bangun, tidur. Begitu ‎terus. Sampai akhirnya waktu sudah beranjak ke angka 10.20. Aku bertanya ‎pada salah satu petugas kereta, "Kapan kereta yang begitu pelan dan lamban ‎ini akan sampai di stasion Luxor?" Orang itu hanya menjawab "Satu jam lagi ‎kereta ini akan sampai tujuan." Namun sampai melebihi waktu yang ‎dijanjikan stasion tak kunjung tampak dan menjadikan kelelahan yang begitu ‎numpuk menjadi bertambah lagi. Apalagi WC kereta sangat jorok dan kotor ‎membuat Meri yang sudah tak kuasa menahan buang air kecil harus sabar ‎sampai kita semua sampai di hotel tempat k
ami menginap.‎

Kini kami sudah sampai di hotel yang kami tuju tepat pukul dua siang, telat ‎tiga jam dari waktu yang diperkirakan. Kami tidak diberi ampun oleh panitia ‎penyelenggara, dengan kelelahan yang luar biasa kami tak diberi waktu ‎sedikitpun untuk bernafas menghirup udara segar di hotel Karnak ini. ‎Datang, merapikan barang-barang, bersih-bersih muka sekaligus sholat ‎sejenak, kemudian makan siang – sekaligus sarapan pagi – dan langsung ‎menuju tempat wisata pembuka.‎
Makanan siang ini cukup mengesankan sebagai permulaan, seperempat ‎potong ayam dengan bumbu ala mesir cukup mendongkrak perut kita yang ‎sebelumnya hanya disodori beberapa potong roti dan cokelat serta beberapa ‎jajanan lainnya.‎
Menuju wisata pertama adalah Ma'bad Karnak salah satu tempat peninggalan ‎sejarah yang masih terabadikan di kawasan wisata Luxor ini. Tempat ini ‎mengajak kami untuk sejenak tadabbur akan keindahan Tuhan dalam ‎mengabadikan sesuatu yang semestinya sudah musnah. Dan kemudian ‎setelah sekitar satu jam di sana, kami ke tempat kedua yaitu Ma'bad Luxor ‎hampir sama dengan tempat sebelumya, mungkin keistimewaan Ma'bad ‎Luxor adalah setting malam dengan lampunya yang cukup seram tapi ‎romantis itu yang menjadikan Ma'bad Luxor begitu terkesan bagi ‎pengunjungnya. Kami menghabiskan banyak memori foto di tempat ini. ‎Ratusan foto adalah saksi bahwa kami pernah menjadi bagian dalam ‎beberapa orang yang diberi kesempatan untuk bisa berkunjung ke tempat di ‎mana sejarah peradaban Mesir kuno tercatat.‎

0 komentar: