Saturday, February 24, 2007

Hari III (Hari yang Begitu Padat, Buat Penat Kumat)‎


Bintang semalam sudah redup, rembulan menyapapun kian menjauh. Pagi ‎ini udara begitu dingin, kubuka jendela kamar hotelku sembari kunikmati ‎udara sejuk pagi ini. Begitu istimewa rasanya, tak seperti biasanya. Hampir ‎bisa dikatakan jarang sekali aku menikmati matahari di Kairo, setelah sholat ‎shubuh bisa jadi aku langsung tidur kembali sampai matahari sudah ‎sempurna. Namun, dalam tour kali ini tak mungkin bisa aku berlaku ‎seenaknya. Acara begitu padat dan penuh, pagi ini aku memulai aktifitas ‎sejak pukul 08.00.‎

Kulangkahkan kaki tepat pukul 09.00 ke arah lobi hotel untuk kemudian ‎menerjang pagi bertepi dan berkata "Hidup memang butuh bekal, setiap ‎langkah yang terarah menuju satu tempat yang tak setiap orang sama. Jalan ‎panjang belum t
entu memakan waktu yang lama untuk menempuhnya. Ada ‎yang hanya memakan sedikit waktu untuk menembes aral itu. Tinggal ‎bagaimana kita menjalankan peran itu."‎
Hari ini kita menuju enam tempat tujuan mulai dari Madinah Habu, kemudian ‎disambung Hatshebsut. Dan kemudian istirahat sejenak sekaligus menuai ‎sedikit ilmu tentang pembuatan patung, guji dan souvenir lainnya di Mashna' ‎Alabaster. Dan kemudian kita menuju sebuah tempat yang diberi nama Wadi ‎Muluk, di sana para Raja Mesir Kuno dan pembesarnya disemayamkan yang ‎sebelumnya tempat ini adalah kera
jaan tempat mereka memimpin pada ‎masanya. Setelah maghrib kita mengunjungi tempat yang kemarin sudah kita ‎datangi yaitu Ma'bad Karnak namun kalau kemarin kita ke tempat tersebut di ‎saat matahari masih terang, hari ini kita ke sana di saat matahari sudah akan ‎beristirahat sejenak. Di malam hari ternyata Ma'bad Karnak mengadakan ‎sebuah pagelaran seni teater tanpa lakon, sebuah drama yang menyeritakan ‎masa-masa kepemimpinan Ramses III atau yang masyhur dengan sebutan ‎Fir'aun pada zaman Mesir Kuno, acara tersebut diberi nama shut wa dlu' ‎sesuai namanya acara ini hanya bisa kita nikmati dari telinga, suara-suara ‎yang menggema dengan dukungan sorot lampu yang menyinari sebuah ‎bangunan jika ingin menceritakannnya dan dialihkan ke bangunan yang lain ‎jika cerita berubah. Arenanyapun sangat alami, semua yang ingin menikmati ‎pertunjukan ini digiring perlahan ke sebuah tempat terbuka yang sudah ‎dikhususkan agar semua yang hadir biasa mengamati seluruh sisi dari ‎Ma'bad Karnak secara sempurna, apalagi di tengah-tengah bangunan itu ada ‎sebuah kolam yang dipercaya sebagai tempat mandi para Tuhan pada masa ‎itu. Dan diberi nama al-Buhaira al-Muqaddasah. Terakhir kita berjalan ke arah ‎Mathaf Luxor (Musium Luxor), di mana di dalamnya banyak dipajang ‎miniatur-miniatur dan peninggalan sejarah yang masih terselamatkan dari ‎zaman Mesir Kuno. Selesai sudahlah perjalanan resmi tour hari ini, begitu ‎lelah. Hingga membuat penat pikiranku kumat lagi, entah faktor apa yang ‎membuat aku seperti ini. Tapi sudah dua malam ini aku merasakan hal yang ‎sama. Ada rasa yang luar baisa kencangnya yang menjadikan aku tak begitu ‎nyaman berada di sekeliling "The Gembel". Ingin sendiri rasanya, tak ada ‎yang mengganggu itu mungkin sedikit lebih baik. Aku memilih untuk ‎sendiri, kelima teman lainnya sudah pulang ke hotel untuk istirahat. Aku ‎duduk termenung dan hanya bisa diam di antara keramaian kota malam ini. ‎Dingin tak membuatku ingin segera pulang. Sejenak aku berfikir, apa ‎sebenarnya yang kulamunkan sehingga aku begitu bergejolak setiap malam. ‎Tak pernah tertebak bahkan denyut nadikupun tak pernah paham. Tapi itu ‎tak penting bagiku, karena aku hanya ingin sendiri malam ini.

0 komentar: