Tuesday, December 06, 2005

Puisi Biasa 14: Sahabat

SAHABAT

aku terbangun

kulihat ada daun yang jatuh

kuamati ada pohon yang rapuh

kutatap ada mega yang kelam

entah mengapa semua suram dan begitu kelam

wajah cinta berubah menjadi benci

masa-masa di saat senyum bagai angin

yang selalu datang walau aku tak menyapa

rasa sayang berubah menjadi dendam

saat pelukan masih indah untuk dinikmati

aku masih bisa sedikit menundukkan wajahku

kini aku terapung

bagai cat tembokku yang mulai mengelupas

begitu pula hatiku

hancur

Tuhan.....

haruskah kini aku kembali hidup

tanpa orang yang mencintaiku

tanpa ada orang yang sayang aku

menemaniku di dalam dekapan kelembutan

haruskah kini aku kembali hidup

dikelilingi sorot mata kebencian

dipenuhi rasa muak

padahal ia juga kotor

tak sempurna hatinya kosong akan kasih sayang

kosong akan kelembutan

yang kurasa kini hanya benci

Tuhan.....

aku ingin sedikit tenang menyelam

menjadikan masa laluku sebagai cermin

yang ketika aku tak lagi di depan cermin

bayangankupun turut sirna

hilang entah ke mana

Kairo, 17-05-2005

0 komentar: